Perbedaan Penelitian Tindakan Dan Kuasi Eksperimen

Perbedaan Penelitian Tindakan Dan Kuasi Eksperimen


Sebelum menganalisis perbedaan metode penelitian eksperimen dan penelitian tindakan, ada baiknya dijelaskan tentang pengertian penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen mempunyai dua bentuk yaitu eksperimen murni dan eksperimen semu. Eksperimen yang diterapkan pada manusia dinamakan eksperimen semu atau eksperimen kuasi karena lingkungan yang mempengaruhi hasil penelitian tidak dapat dikendalikan. Eksperimen yang diterapkan pada benda mati dinamakan eksperimen murni karena lingkungan yang mempengaruhi hasil dapat dikendalikan. Perbedaan penelitian eksperimen dengan penelitian tindakan dapat disimak pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Perbedaan Penelitian Tindakan Kelas dan Eksperimen

 

ASPEK

Penelitian Tindakan

EKSPERIMEN

Pendekatan

Naturalistik – kualitatif

Positivisme-kuantitatif

Tujuan

Peningkatan atau pemberdayaan

Penemuan dan verifikasi

Situasi

Alami apa adanya

Lingkungan dikendalikan

Subjek

Satu kelas diambil secara purposive

Minimal dua kelas yang setara kondisinya, diambil secara acak

Perlakuan/tindakan

Tindakan (action) bersiklus.

Perlakuan (treatment) sekali

selesai.

Paket yang 

diberikan

Paket tindakan awal disiapkan,

kemudian berkembang pada siklus berikutnya

Satu paket tindakan dilaksanakan sampai selesai

Peneliti

In sider (berpartisipasi)

Out of sider.

Hipotesis

Tindakan berdampak pada

peningkatan sesuatu yang diharapkan

Ada – tidaknya hubungan dua ubahan (variabel)

Instrumen

Hanya rambu-rambu, dapat

berkembang di lapangan

Dituntut reliabel dan valid

Pengambilan data

Pengamatan terhadap proses dan

hasil.

Pengamatan terhadap hasil

Analisis Data

Reduksi, paparan dan penyimpulan

(deskriptif-kualitatif).

Uji beda (t-test)

Hasil

Proses dan dampak. Tidak dapat

digeneralisir

Ada atau tidak ada dampak. Dapat

digeneralisir

 

Perbedaan antara penelitian tindakan dan penelitian eksperimen secara lebih mendalam dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.    Pendekatan

Penelitian eksperimen menggunakan pendekatan positivisme-kuantitatif. Positivisme adalah penelitian yang menggunakan data kuantitatif untuk menguji hipotesis pengaruh atau hubungan antar variabel yang diteliti. Kesimpulan hasil penelitian diinterpretasikan dari hasil analisis data yang menggunakan rumus matematis. Penelitian tindakan menggunakan pendekatan naturalistik dan tidak dilakukan untuk menguji hipotesis. Data berbentuk kualitatif sehingga hasil penelitian cukup dipaparkan secara deskriptif atau apa adanya.


2.    Tujuan

Penelitian eksperimen bertujuan untuk menemukan pengaruh perlakuan/treatment (tindakan yang dieksperimenkan) terhadap peningkatan hasil belajar. Verifikasi hasil penelitian dilakukan dengan membandingkan hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas non eksperimen (kontrol). Kesuksesan penelitian diukur dengan indikator nilai pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas non eksperimen (kontrol).

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memecahkan masalah nyata yang terjadi di kelas/sekolah dan kelas/sekolah tersebut masih menjadi wewenang guru bidang studi/kepala sekolah yang mengadakan penelitian. Secara lebih rinci, penelitian tindakan bertujuan untuk: (1) meningkatkan mutu isi, proses dan hasil pembelajaran di kelas/manajemen sekolah; (2) meningkatkan kemampuan dan sikap profesional guru/kepala sekolah; (3) menumbuhkan budaya akademik sehingga tercipta sikap proaktif dalam perbaikan mutu pembelajaran/sekolah.


3.    Situasi

Situasi kelas dalam penelitian eksperimen yang dapat mempengaruhi hasil belajar dikendalikan. Penelitian eksperimen minimal menggunakan dua kelas yaitu satu kelas sebagai kelas perlakuan yang diberi perlakuan tindakan dan satu kelas berikutnya sebagai kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan. Dua kelas yang akan dibandingkan tersebut dibuat dalam kondisi yang setara, baik kemampuan awalnya, peralatan pembelajaran, materi pelajaran, lingkungan maupun guru yang menyampaikan pelajaran. Pada penelitian tindakan, kelas dibuat alami apa adanya (natural) dan tidak ada kelas pembanding sehingga tidak memerlukan pengendalian lingkungan belajar.


4.    Subjek penelitian

Penelitian eksperimen mengambil subjek atau sampel penelitian yang dipilih secara acak. Penelitian tindakan mengambil subjek penelitian yang dipilih secara purposive yaitu pada kelas yang mengalami permasalahan saja. Ukuran sampel penelitian eksperimen minimal dua kelas sedangkan ukuran sampel penelitian tindakan cukup satu kelas atau satu kelompok siswa yang mengalami masalah saja. Supaya dapat mengambil sampel secara acak, dalam penelitian eksperimen diperlukan beberapa kelas paralel

Kemampuan awal sampel sebelum dilakukan eksperimen dikontrol dengan cara memberikan tugas secara acak atau pretest. Hasil pengukuran kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut kemudian dibandingkan. Apabila masih terdapat kesenjangan hasil, maka dilakukan penyetaraan kemampuan awal yang akan diteliti sebelum dilakukan eksperimen. Penyetaraan kemampuan awal ini sangat penting supaya hasil eksperimen tersebut benar-benar terkontrol dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil eksperimen


5.    Perlakuan atau tindakan

Penelitian tindakan dan eksperimen memiliki kesamaan yaitu sama-sama menerapkan pendekatan, metode, strategi atau teknik pembelajaran baru. Penelitian eksperimen menggunakan istilah perlakuan (treatment) dan penelitian tindakan menggunakan istilah tindakan (action). Tindakan yang dilakukan dalam kegiatan penelitian merupakan  tindakan yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya, tindakan yang diterapkan merupakan tindakan baru yang belum pernah dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.


6.    Paket tindakan

Penelitian eksperimen menetapkan perlakuan dalam satu paket kegiatan yang sudah dirancang sebelumnya. Perlakuan (treatment) cukup dilakukan satu kali atau diulang beberapa kali tetapi dengan cara yang sama. Penelitian tindakan (action), terdiri dari beberapa siklus yang tiap-tiap siklus kegiatannya berisi satu paket tindakan. Tindakan siklus pertama disiapkan, kemudian tindakan siklus berikutnya berkembang sesuai kebutuhan. Selama proses penelitian, tindakan dapat diubah, diperbaiki atau dilengkapi sesuai dengan situasi yang ditemukan pada saat penelitian berlangsung. Jumlah putaran atau siklus tidak ditentukan tetapi tindakan diakhiri sampai masalah dapat dipecahkan dan perilaku yang diinginkan telah tercapai.


7.    Peneliti

Peneliti dalam penelitian eksperimen dapat berada di luar kelas. Desain eksperimen dirancang oleh peneliti tetapi pelaksanaan eksperimen dan pengambilan data dapat dilakukan oleh orang lain. Peneliti dalam penelitian tindakan terlibat secara langsung dalam proses penelitian. Selama penelitian berlangsung, peneliti melakukan pengamatan, evaluasi dan refleksi tindakan untuk merancang tindakan pada putaran waktu berikutnya.


8.    Hipotesis

Penelitian eksperimen dilakukan untuk menguji hipotesis: ‘ada atau tidak ada hubungan/pengaruh antara ubahan (variabel) bebas yaitu perlakuan yang diuji coba  dengan ubahan terikat yaitu perilaku yang diharapkan. Contoh: penelitian yang berjudul ‘pengaruh media interaktif terhadap kemandirian belajar siswa’. Penelitian tersebut menguji hipotesis alternatif yang menyatakan ‘Ada pengaruh media interaktif terhadap kemandirian belajar siswa’. Hipotesis ini harus diuji dengan metode analisis data statistik inferensial. Dalam topik penelitian yang sama, hipotesis penelitian tindakan ditulis dengan pernyataan yang berbunyi: Penerapan media interaktif dapat meningkatkan kemandirian siswa untuk belajar. Pembuktian hipotesis dilakukan dengan pendalaman pengamatan


9.    Instrumen

Instrumen penelitian dikembangkan sesuai dengan objek penelitian yang akan diukur atau diteliti. Instrumen penelitian dibagi menjadi dua yaitu tes dan non tes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan/kompetensi terutama untuk mengukur kemampuan kognitif. Instrumen penelitian non tes dapat berbentuk kuesioner dan lembar observasi. Instrumen dikembangkan berdasarkan hasil kajian teori tentang objek yang diteliti bukan tindakan yang diterapkan. Pada contoh judul pengaruh media interaktif terhadap kemandirian belajar siswa, maka instrumen dikembangkan berdasarkan kajian teori tentang pengukuran kemandirian belajar.

Penelitian eksperimen menggunakan instrumen yang sebaiknya telah memenuhi validitas (ketepatan) dan reliabilitas (keajegan). Ketepatan dan keajegan instrumen dapat dibuktikan melalui prosedur yang baku. Penelitian tindakan sebaiknya telah disiapkan pada saat perencanaan tindakan. Namun demikian, instrumen penelitian tindakan masih diperbolehkan ditulis rambu-rambunya saja, setelah dilakukan tindakan, isi instrumen dapat berkembang sesuai dengan penambahan perilaku yang diobservasi

 

10.    Pengambilan Data

Penelitian eksperimen berorientasi pada hasil. Data pengukuran perilaku dikumpulkan sebelum dan setelah eksperimen selesai. Peningkatan perilaku sebelum dan sesudah perlakuan menjadi perhatian utama. Pada umumnya, perilaku yang diukur pada penelitian eksperimen berupa kompetensi/kemampuan yang mewujudkan dari hasil belajar. Penelitian tindakan berorientasi pada proses dan hasil. Data dikumpulkan dan dilaporkan mulai saat perencanaan tindakan, pelaksanaan dan proses evaluasinya. Perilaku-perilaku yang menonjol serta interaksi guru dan siswa selama proses pembelajaran menjadi perhatian utama peneliti


11.    Analisis Data

Analisis data penelitian eksperimen menggunakan uji beda hasil eksperimen antara dua atau tiga kelompok sampel. Salah satu kelompok sampel merupakan kelompok kontrol atau kelompok yang tidak diberi perlakuan. Analisis data penelitian tindakan dilakukan dengan deskriptif kualitatif dan kuantitatif (bila ada). Apabila diperoleh data kuantitatif, hasil penelitian tindakan dipaparkan secara deskriptif karena tidak memenuhi persyaratan untuk dianalisis secara statistik terutama dari sisi pengambilan sampelnya.

Perlu diingatkan kembali bahwa analisis data statistik inferensial menuntut sampel yang dipilih secara acak karena hasil penelitiannya akan digeneralisasikan ke seluruh populasi. Kesimpulan hasil penelitian diinterpretasikan dari hasil analisis data. Dalam penelitian tindakan, sampel tidak pernah dipilih secara acak karena tindakan hanya diterapkan pada kelas khusus yang mengalami masalah. Analisis data penelitian tindakan dimulai dari pengelompokkan data, reduksi atau pengurangan data yang sama atau kurang bermakna. Pemaparan hasil penelitian dilakukan dengan cara menginterpretasikan data yaitu membandingkan data dengan hasil penelitian lain atau teori sebelumnya.

 

12.    Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian eksperimen memaparkan hasil dan dampak sesudah perlakuan (eksperimen). Penelitian tindakan melaporkan hasil penelitian mulai dari proses, hasil tindakan sampai pada dampaknya. Kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan untuk seluruh wilayah populasi sedangkan kesimpulan hasil penelitian tindakan hanya berlaku bagi kelompok sampel yang diteliti. Pada penelitian eksperimen, ada  kemungkinan perlakuan sama dapat memperoleh hasil yang sama pula asalkan semua variabel atau lingkungan eksperimen yang berpengaruh terhadap hasil penelitian dikendalikan.

 

24 komentar

  1. Terimakasih pak atas ilmunya🙏 sekarang saya jadi paham tentang materi perbedaan penelitian tindakan dengan penelitian eksperimen.

    BalasHapus
    Balasan
    1. silahkan dipahami nanti sabtu kita diskusi

      Hapus
  2. Terimakasih atas prmaparannya pak, setelah membaca ini saya dapat mengetahui bahwa aspek antata penelitian eksperimen dan PTK itu berbeda dan dapat mengidentifikasi penelitian tindak kelas itu harus seperti apa.

    BalasHapus
  3. Terimakasih banyak pak atas pemaparannya, dengan pemaparan ini saya jadi mengetahui aspek aspek perbedaan dari penelitian eksperimen dan PTK
    -latifah6A

    BalasHapus
  4. Terimakasih pak atas pemaparan nya, sangat bermanfaat 🙏😁

    BalasHapus
  5. Terimakasih banyak pak atas pemaparan ilmunya🙏

    BalasHapus
  6. Terimakasih banyak bapak atas ilmunya. Saya mengetahui tentang Perbedaan Penelitian Tindakan Dan Kuasi Eksperimen
    -Tsania6A

    BalasHapus
  7. Terimakasih banyak pak atas pemaparannya. InsyaaAllah saya dapat mengetahui tentang perbedaan penelitian tindakan dan kuasi eksperimen.

    BalasHapus
  8. terimakasih atas ilmu yang sudah dipaparkan pak, insya allah saya dapat memahami pak.

    BalasHapus
  9. Terimakasih banyak pak atas ilmu yang sudah di paparkan, InsyaAllah saya dapat memahami perbedaan penelitian tindakan kelas dan kuasi eksperimen

    BalasHapus
  10. Alhamdulillah skrng saya faham perbedaan antara PTK dan kuasi eksperimen, pemaparan dri bapa cukup jelas , terimakasih bnyk pak untuk ilmunya 🙏🏻

    BalasHapus
  11. Terimakasih banyak pak atas ilmunya🙏, dan dari pemaparan bapa yg sangat mudah untuk di mengerti, alhmdulillah skarang saya sudah faham untuk membedakan dari keduanya pak
    -rizka6C

    BalasHapus
  12. Terimakasih banyak pak atas ilmunya, insyaallah saya bisa dapat memahaminya

    BalasHapus
  13. Alhamdulillah, terimakasih pak atas ilmu yang diberikan ini sangat bermanfaat ��
    Mudah-mudahan ini menjadi salah satu ladang pahala yang tak terputus untuk bapak.. aamiin..

    BalasHapus
  14. Terimakasih pak atas ilmunya🙏

    BalasHapus
  15. Terimakasih banyak pak atas ilmunya 🙏🏻

    BalasHapus
  16. Terima kasih pak, dengan penjelasan tersebut saya dapat mengetahui perbedaan PTK dan Kuasi Eksperimen.

    BalasHapus
  17. Terimakasih banyak pak atas ilmunya 🙏

    BalasHapus
  18. Terimakasih banyak ilmunya pak 🙏

    BalasHapus
  19. Alhamdulillah.. terima kasih pak atas penjelasannya

    BalasHapus
  20. Alhamdulillah. Terimakasih atas penjelasannya Pak. Sangat bermanfaat🙏

    BalasHapus
  21. Terimakasih pak atas ilmunya, sangat bermanfaat🙏

    BalasHapus
  22. Terimakasih banyak pa atas ilmunya, sangat bermanfaat🙏

    BalasHapus
  23. Terimakasih banyak pa atas ilmunya, sangat bermanfaat🙏

    BalasHapus